Kwangkey (Upacara Adat)





Kwangkey  (Upacara Adat)
Kwangkey atau Kuangkay adalah salah satu upacara adat yang dilakukan oleh suku Dayak Benuaq yang tinggal di pedalaman Kalimantan Timur. Kwangkey merupakan puncak dari upacara kematian khas suku Dayak Benuaq.

Kwangkey berasal dari kata ke dan angkey. Ke berarti ‘melakukan’ atau ‘melaksanakan’ dan angkey berarti ‘bangkai’, yaitu manusia atau binatang yang sudah tidak bernyawa lagi. Dengan demikian, Kwangkey dapat diartikan secara harafiah sebagai ‘buang bangkai’ yang bermakna melepaskan diri dari segala kedukaan dan mengakhiri masa berkabung.

Tujuan utama dari upacara Kwangkay adalah untuk menghormati dan memuliakan roh para leluhur yang sudah meninggal. Roh-roh ini diharapkan dapat memperoleh kebahagiaan dan tempat yang lebih baik di alam arwah (di Gunung Lumut dan di Tenangkay), menjadi lebih bijaksana, sehingga bila dibutuhkan dapat menjadi penghubung antara manusia dengan Tuhan. Orang Benuaq percaya bahwa para arwah keluarga yang sudah mati tidak ubahnya orang yang masih hidup, mereka perlu makan, perlu tempat yang baik, dan memerlukan hiburan. Sehingga upacara Kwangkay yang dilakukan oleh anggota keluarga yang masih hidup ditujukan untuk memberi makan , penghormatan, hiburan, dan tempat yang layak bagi orang yang telah meninggal tersebut. Orang Benuaq mengadakan upacara Kwangkay dengan harapan timbal balik, mereka percaya bahwa jika roh para leluhur dan anggota keluarga yang sudah mati dihormati dan diberi makan, maka kehidupan keluarga yang masih hidup pun akan baik dan jauh dari bencana. Selama upacara Kwangkay berlangsung suasana desa tempat penyelenggaraan upacara sangat ramai bagai pesta, banyak orang dari desa lain berdatangan untuk berdagang, berjudi atau sekadar memeriahkan pesta kematian tersebut. Karena biaya untuk upacara Kwangkay ini relatif mahal, maka upacara ini dapat dilakukan secara kolektif dan bergotong-royong yang merekaebut Sempeket.

Waktu penyelenggaraan
Upacara adat Kwangkay dilakukan dengan perhitungan waktu 7 hari dan atau 2 kali 7 hari pelaksanaan upacara. Upacara intinya berlangsung selama 9 hari. Angka 7 menurut mitologi penciptaan adalah angka mati untuk Ape Bungan Tanaa. Karena itu untuk seterusnya dipergunakan sebagai dasar utama perhitungan dalam penyelenggaraan upacara kematian . Walaupun perhitungan hari pelaksanaan upacara hanya 14 hari, tetapi persiapan dan upacara pasca Kwangkay itu memakan waktu beberapa hari bahkan beberapa minggu.
THIS NEWEST PREV POST


EmoticonEmoticon